BAB
I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN BEKERJA
Bekerja dalam arti luas dapat
diartikan dengan melakukan suatu kegiatan sedangkan dalam arti sempit yaitu
melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan sesuatu atau uang.
Banyak sekali yang mendorong manusia
untuk bekerja. Salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Orang giat
bekerja karena ada hal yang ingin mereka peroleh salah satunya yang sangat
penting adalah UANG. Dimana di zaman yang serba sulit sekarang ini orang
berlomba-lomba bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan
hidup.Yaaa,,,jika perlu memperoleh uang lebih untuk bisa menjadi tabungan untuk
masa depan.
Karena
dalam makna pekerjaan terkandung tiga aspek yang harus dipenuhinya secara
nalar, yaitu :
1)
Aktifitas
yang dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab.
2)
Apa
yang dilakukan karena kesengajaan dan terencana. Oleh karena itu terkandung
didalamnya suatu gabungan antara rasa dan rasio.
3)
Yang
dilakukan karena ada tujuan yang luhur, yang memberi makna bagi dirinya. Bukan
hanya sekedar kepuasan biologis akan tetapi untuk mewujudkan yang
diinginkannyaagar dirinya mempuyai arti.
Yang perlu diketahui juga Bekerja
itu juga ibadah. Dimana bekerja adalah salah satu sunnatullah yang di lakukan
setiap hari yang bertujuan untuk mendapat rezeki dengan Ridho Allah SWT.
Jadi Bekerja dapat di simpulkan
sebagai kegiatan manusia yang di lakukan secara rutin atas dasar kewajiban dan
tanggung jawab untuk dirinya sendiri,orang lain juga perusahaan tanpa merugikan
siapapun.
B.
TUJUAN PENULISAN MAKALAH BEKERJA
Tujuan
yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini, yakni sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
Definisi Kerja
2.
Menggambarkan
pandangan hidup serta etika dalam bekerja
3.
Menjelaskan
keterkaitan bagaimana dapat bekerja
4.
Menjelaskan
manfaat bekerja
5.
Menjelaskan
motivasi bekerja
C.
SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka (pengumpulan
sumber dari buku) dan penggunaan browsing internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MANFAAT BEKERJA
Pekerjaan terkadang menjadi salah satu momok penyebab stres.
Namun memiliki pekerjaan juga merupakan sebuah anugerah karena kita bisa
menikmati gaji setiap bulannya. Selain itu bekerja memiliki dampak positif bagi
kehidupan. Berikut 5 alasan mengapa bekerja memiliki peranan penting bagi kehidupan
seperti yang dilansir dari
1.
Memiliki
pendapatan tetap menghindarkan Anda dari berbagai gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kemiskinan, misalnya kurang gizi, penyakit kronik, stres, dan
lain sebagainya.
2.
Punya
akses pada jaminan kesehatan. Memiliki jaminan kesehatan menjadi salah satu
indikator kesehatan. Beberapa perusahaan juga memberi fasilitas penggantian
keanggotaan klub kebugaran atau konseling penurunan berat badan.
3.
Banyak
teman. Penelitian menunjukkan, orang yang punya hubungan baik dengan koleganya
cenderung berumur panjang.
4.
Bekerja
memberikan tujuan hidup. Pekerjaan memang bukan segalanya, namun bisa membuat
kita merasa berharga.
5.
Penelitian
menunjukkan, orang yang baru sembuh dari sakit dan kembali bekerja cenderung
pulih lebih cepat dibanding dengan orang yang tak punya pekerjaan
B.
MOTIVASI BEKERJA
Motivasi Kerja adalah sangat penting bagi Anda baik yang
ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai
jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja adalah tidak mungkin Anda
mendapatkan prestasi kerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir
Anda.
Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang
memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu
memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu.
Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat,
artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Termasuk mereka yang selalu
disiplin bekerja, karena motivasi kerjanya yang luar biasa.
Persaingan kerja bukanlah hal yang mudah. Setiap tahun, akan
muncul ribuan tenaga kerja baru yang siap menggantikan posisi Anda. Belum rekan
kerja, para pelamar yang datang dari luar negeri, bahkan keryawan di perusahaan
pesaing pun bisa mengancam karir Anda jika Anda tidak mampu mempertahankan
kinerja yang baik. Jadilah yang terbaik, pertahankan motivasi kerja Anda.
Faktor Yang mempengaruhi Motivasi
Kerja
Tentu saja ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
motivasi kerja karyawan di sebuah perusahaan.
- Faktor kebijakan perusahaan. Melipui gaji, tunjangan, dan pensiun. Dampaknya terhadap motivasi kerja biasanya hanya sekedar untuk bertahan. Tidak memberikan dampak yang begitu besar dalam peningkatakn kinerja. Jadi, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan masalah gaji, pensiun, dan tunjangan untuk memotivasi karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Kecuali, jika perusahaan mampu memberikan gaji selangit, jauh diatas rata-rata gaji, mungkin akan memiliki pengaruh. Saya katakan, mungkin.
- Faktor imbalan atau reward. Jika dikelola dengan baik, sistem imbalan atau reward terhadap karyawan yang berprestasi akan memberikan dampak yang besar untuk peningkatan motivasi.
- Faktor kultur perusahaan. Nah, yang ini, jangan dianggap sepele. Meski terlihat sederhana, tetapi masalah kultur perusahaan bisa memberikan dampak yang besar dalam peningkatan motivasi kerja. Kultur-kultur yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban akan meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan.
- Faktor kondisi mental karyawan itu sendiri. Ini yang terpenting. Jika seorang karyawan yang memiliki mental yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja meski ketiga faktor diatas kurang mendukung. Mereka memiliki pikiran jauh ke depan. Pandangannya tidak sempit hanya saat ini saja. Mereka memiliki jiwa besar untuk tetap memberikan kontribusi sebaik mungkin. Sayangnya, faktor ini kadang terlewatkan baik oleh karyawannya sendiri maupun oleh perusahaan.
Nah, bagi Anda seorang karyawan, apakah Anda sibuk menuntut
3 faktor pertama tadi atau sibuk mengembangkan diri menjadi seorang karyawan
dengan motivasi kerja tinggi? Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
jika kualitas diri Anda lebih baik. Namun, itu tidak akan tercapai jika Anda
hanya sibuk menuntut. Fokuslah pada diri Anda untuk menjadi lebih baik dan Anda
akan mendapatkan yang lebih baik.
C. Bagaimana Untuk Dapat Bekerja
Paling tidak ada tujuh syarat yang harus dimiliki oleh
seseorang jika ingin menjadi profesional, sebagai berikut
1.
Menguasai Pekerjaan
Seseorang layak disebut profesional
jika ia tahu betul apa yang harus dikerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya
ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang
professional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tetapi
juga ia mampu mempraktikannya dalam kehidupan nyata.
Oleh karena itu, seorang professional akan memakai ukuran-ukuran yang jelas apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. untuk menilai apakah seseorang itu menguasai pekerjaannya atau tidak dapat dilihat dari tiga hal pokok, yaitu:
Oleh karena itu, seorang professional akan memakai ukuran-ukuran yang jelas apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. untuk menilai apakah seseorang itu menguasai pekerjaannya atau tidak dapat dilihat dari tiga hal pokok, yaitu:
·
bagaimana
ia bekerja
·
bagaimana
ia mengatasi persoalan/masalah
·
bagaimana
ia akan mencapai hasil kerjanya
Apabila seseorang menguasai pekerjaan, ia akan tahu
betul mengenai seluk beluk pekerjaannya, sehingga ia akan menjadikan dirinya
sebagai “problem solver” bagi pekerjaannya bukannya menjadi “trouble maker”
bagi pekerjaannya.
2.
Memiliki Loyalitas
Loyalitas, akan memberikan petunjuk
bahwa seorang profesional akan bersikap total dalam melakukan pekerjaannya.
Apapun yang ia kerjakan dilakukan atas dasar kecintaan. Seorang professional
melakukan pekerjaan bukan sebagai beban tetapi sebagai panggilan hidup. Bagi
seorang professional loyalitas ini akan menggerakan dirinya untuk dapat
melakukan apa saja tanpa menunggu perintah dari orang lain. Dengan adanya
loyalitas, seorang professional akan selalu berfikir proaktif, selalu melakukan
usaha-usaha antisipasi supaya hal-hal yang fatal tidak terjadi, itu dilakukan
karena adanya rasa memiliki dan kecintaan terhadap pekerjaannya.
3.
Memiliki Integritas
Nilai-nilai kejujuran-kebenaran- dan
keadilan harus benar-benar menjadi prinsip dasar bagi seorang professional.
Dengan memiliki integritas yang tinggi, seorang professional akan mampu
membentuk kehidupan yang baik. Untuk menjadi professional tidaklah cukup dengan
kepintaran dan kecerdasan saja, sikap mental yang baik dapat menentukan
kehidupan seorang professional, sehingga alangkah lucunya jika seseorang mengaku
dirinya professional tetapi dalam kenyataan hidup sehari-hari ia berlaku
sebagai koruptor atau manipulator.
Integritas yang dimiliki oleh seorang professional akan membawa pada penyadaran bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani atau suara hati harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Tanpa integritas yang tinggi seorang professional hanya akan diombang ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat mungkin saja terjadi.
Integritas yang dimiliki oleh seorang professional akan membawa pada penyadaran bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani atau suara hati harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Tanpa integritas yang tinggi seorang professional hanya akan diombang ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat mungkin saja terjadi.
4.
Mampu Bekerja Sama
Seorang professional pasti memiliki
keterbatasan dan kelamahan, oleh karena itu dalam mewujudkan tujuan-tujuannya,
seorang professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri.
Sehebat-hebatnya seorang professional pasti membutuhkan kehadiran orang lain
untuk mengembangkan dan memperkaya hidupnya. Disinilah dituntut untuk mampu
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak lain. Untuk dapat mewujudkan hal ini
dalam diri seorang professional harus ada kemauan untuk menganggap sama dan
sejajar setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan, sosial,
maupun lingkungan yang lebih luas.
5.
Memiliki Visi yang Jelas
Seorang professional harus memiliki
visi yang jelas, sehingga ia akan memiliki dasar dan landasan yang kuat untuk
mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan visi yang jelas seorang
professional akan dengan mudah memfokuskan apa yang ia pikirkan, lakukan dan
kerjakan.
6.
Memiliki Kebanggaan
Seorang professional harus memiliki
kebanggaan terhadap profesinya, apapun profesinya, apapun jabatannya, seorang
professional harus memiliki kebanggaan. Dengan rasa bangga tersebut, seorang
professional akan memiliki rasa cinta terhadap profesinya.
7.
Memiliki Komitmen
Dengan sebuah komitmen yang
dimilikinya, seorang professional tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk
rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesionalitasnya. Komitmen yang
telah dipegang akan tetap dipertahankan meskipun disekitarnya terdapat berbagai
macam godaan yang mungkin saja lebih indah. Komitmen yang telah dipilih dan
dimilikinya oleh seorang professional akan tetap dipegang teguh beserta
nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
D. Karateristik Akualitasi Diri
Seseorang yang telah mencapai
aktualisasi diri memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya.
Terdapat 11 karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri
(Schneider,K.J, dkk, 2001), diantaranya.
a.
Mampu
melihat realitas secara lebih efisien
Seseorang
akan lebih objektif karena ia akan mampu mengenali kebohongan, kecurangan, dan
kepalsuan yang dilakukan orang lain, serta mampu menganalisa secara kritis dan
logis terhadap fenomena yang ada. Ia juga akan mendengarkan apa yang seharusnya
didengarkan, bukan mendengar apa yang ingin diinginkan atau ditakuti orang
lain.
b.
Penerimaan
terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya
Dengan
aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan kesabaran yang tinggi
dalam melihat dan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya dan orang lain. Ia
juga aan membuka diri terhadap kritik, saran, atau nasihat yang diberikan orang
lain kepada dirinya.
c.
Spontanitas,
kesederhaan dan kewajaran
Karakteristik
ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang tidak dibuat-buat,
spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk bersikap lapang dada terhadap
kebiasaan masyarakatnya selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsipnya.
Apabila hal tersebut bertentangan maka ia akan berani menentang dengan asertif.
d.
Terpusat
pada persoalan
Dengan
aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran, perilaku, dan
gagasan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, bukan pada
persoalan-persoalan yang bersifat kepentingan diri sendiri.
e.
Membutuhkan kesendirian
Seseorang
akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi tentang sesuatu yang
dianggapnya benar, tidak bergantung pada pikiran orang lain. Hal tersebut
membuat seseorang tenang dan logis dalam menghadapi masalah. Serta mampu
mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
f.
Otonomi
(kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan)
Dengan
karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan melakukan
apa saja dan dimana saja tanpa pengaruh lingkungan. Ia akan mudah
beradaptasi dan mandiri terhadap persoalan yang datang.
g.
Kesegaran
dan apresiasi yang berkelanjutan
Dengan
aktualisasi diri seseorang akan mempu merasa senang, mensyukuri, menerima, dan
tidak bosan terhadap apa yang dimilikinya meskipun hal tersebut biasa saja.
h.
Kesadaran
social
Seseorang
yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran sosial untuk bersikap
empati, iba, dan ingin membantu orang lain, dan bermasyarakat.
i.
Hubungan
interpersonal
Dengan
aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain
dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang.
j.
Demokratis
Orang
yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Sifat ini
dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain dalam bergaul
berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku, ras, status sosial ekonomi, partai
dan lain-lain.
k.
Rasa
humor yang bermakna dan etis
Seseorang
dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang menghormati dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bukan untuk menghina, merendahkan atau
menjelekkan orang lain.
l.
Kreativitas
Kreativitas
ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli,
tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.
m.
Independensi
Seseorang
akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya tanpa terpengaruh oleh
berbagai kepentingan lain.
n.
Pengalaman
Puncak (Peak Experience)
Orang yang mampu mengaktualisasikan
diri akan memiliki perasaan yang menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada
batasan antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampu
mengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama,
ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia akan memiliki
sifat yang jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati , dan terbuka.
Karakter-karakter ini merupakan
cerminan orang yang berada pada pencapaian kehidupan yang prima
(peakexperience). Konsekuensinya ia akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orang
tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang menyebabkan keberuntungan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bekerja dapat di simpulkan sebagai kegiatan manusia yang di
lakukan secara rutin atas dasar kewajiban dan tanggung jawab untuk dirinya
sendiri,orang lain juga perusahaan tanpa merugikan siapapun
B.
SARAN
·
Konsentrasi dan Fokus. Dalam mencapai Bekerja Efektif dan
Efisien, sebaiknya alokasikan waktu sepenuhnya untuk memberi perhatian lebih
pada pekerjaan yang dihadapi. Cobalah lebih fokus dan memberikan energi pada
satu pekerjaan.
·
Gangguan merupakan musuh terbesar utama. Banyak hal yang
kerap mengalihkan perhatian yang mengakibatkan sulit untuk Bekerja Efektif dan
Efisien. Entah itu chatting di ponsel, isu terbaru di situs berita, atau
obrolan sesama teman di ruang kerja. Kurangi distraksi semacam ini, dan sebisa
mungkin jangan sampai terpengaruh. Misalnya dengan mematikan ponsel, social
media, atau e-mail yang tak penting. Konsentrasilah pada yang dihadapi sehingga
tidak mudah terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus